Wakur MAN 9 Jombang turut Serta Merumuskan Masa Depan Kurikulum Madrasah berbasis CINTA di Jakarta

Pendidikan63 Dilihat
banner 468x60

Mitrajustice.id – Jakarta, 31 Juli 2025 – Pendidikan madrasah di Indonesia terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Dalam sebuah langkah strategis untuk menyempurnakan regulasi kurikulum, Kementerian Agama RI menggelar kegiatan penting di Luminor Hotel, Jakarta. Salah satu sosok yang turut ambil bagian dalam forum ini adalah Muslihah F. Himmah, M.Pd, seorang guru dan juga menyandang tugas sebagai Wakil Ketua Kurikulum yang berdedikasi dari MAN 9 Jombang.

Bertajuk “Sosialisasi dan Persiapan Uji Publik Regulasi Kurikulum Madrasah,” acara yang berlangsung pada hari Kamis (31/7/2025) ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Tujuannya jelas: merespons dinamika yang ada dan memastikan kurikulum madrasah di masa depan tetap relevan serta berpihak pada kebutuhan siswa.

banner 336x280

Acara dibuka secara resmi oleh Direktur KSKK Madrasah, Prof. Dr. Nyayu Khadijah, S.Ag., M.Si., dan dihadiri pula oleh Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, Dr. Abdul Basit, S.Ag., M.M. Forum ini menjadi ajang bagi para praktisi pendidikan, termasuk Ibu Eli Cholidah, untuk membedah dan memberikan masukan berharga terhadap rancangan regulasi kurikulum. Keterlibatan aktif dari para guru di garis depan seperti beliau sangat vital, memastikan bahwa setiap kebijakan yang dirumuskan nantinya benar-benar kontekstual dan bisa diterapkan secara efektif di lapangan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kurikulum madrasah yang lebih substansial dan relevan. Dalam arahannya, Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Amien Suyitno, menekankan bahwa perubahan kurikulum harus menjawab persoalan nyata di lapangan, bukan sekadar mengikuti tren. Ia mendorong madrasah untuk beralih dari pembelajaran yang hanya berfokus pada teks ke pendekatan yang lebih kontekstual, kritis, dan reflektif.

Senada dengan Dirjen, Direktur KSKK Madrasah, Prof. Dr. Nyayu Khadijah, turut memperkuat pesan tersebut. Ia menegaskan bahwa madrasah seharusnya menjadi pelopor dalam pendidikan, bukan hanya pengikut regulasi. “Madrasah adalah sekolah plus,” ujarnya. “Kita tidak hanya mengikuti aturan Kurikulum Nasional, tetapi juga memperkayanya dengan nilai-nilai Islam, bahasa Arab, dan spiritualitas yang menjadi ciri khas madrasah.”

Guru MAN 9 Jombang Gagas “Kurikulum Cinta” untuk Pendidikan Karakter

Partisipasi guru dari madrasah di daerah seperti MAN 9 Jombang menunjukkan komitmen Kementerian Agama untuk melibatkan semua pihak dalam membangun fondasi pendidikan madrasah yang kokoh dan berkelanjutan. Menurut Bu Icha, sapaan akrap Muslihah, menjelaskan bahwa ”Saat ini kurikulum cinta dapat menjadi alat yang berharga untuk membantu individu mengembangkan hubungan yang sehat, meningkatkan kesadaran emosi, dan mempromosikan pendidikan karakter yang lebih baik. ”

Dalam pandangannya, pendidikan tidak hanya sebatas transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter. “Kurikulum Cinta” dapat menjadi alat yang sangat berharga. Kurikulum ini dirancang untuk membantu siswa mengembangkan hubungan yang sehat, meningkatkan kesadaran emosi, dan secara holistik mempromosikan pendidikan karakter yang lebih baik. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kesempatan emas bagi siswa untuk:

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman diri serta lingkungan.

Mengembangkan karakter dan nilai-nilai luhur.

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi masalah.

Mempersiapkan diri untuk kehidupan nyata yang lebih kompleks.

Partisipasi guru dari madrasah di daerah seperti MAN 9 Jombang menunjukkan bahwa inovasi dalam pendidikan madrasah datang dari semua pihak, demi menciptakan generasi yang unggul dan berakhlak mulia. (Diana)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed